Tuesday, November 17, 2009

Antara Ego dan Perasaan

Seperti judul di atas, manakah yang akan anda pilih? Apakah itu ego anda atau perasaan anda?
Well, jujur saja entah mengapa hari ini (saat ini ketika saya mengetik blog ini), saya benar2 sedang kacau. Benar-benar sudah tidak bisa berpikir jernih lagi.

Ego, setiap orang pasti mempunyai ego yang berbeda. Namun, apabila ego yang dimiliki sudah sangat besar dan tidak terkendali lagi, hal itu akan sangat membahayakan bagi manusia dalam segala hal.

OK, kalau mau diambil kesimpulan, ego saya sebagai seorang manusia MUNGKIN sedang berada di stadium akhir, dimana ego lebih berkuasa dari perasaan (dan akal sehat).

Ya, saya berkata begitu karena saat ini ego saya mengatakan bahwa "saya ingin diakui" hanya sesimpel itu saja yang saya mau.
Terkadang saya merasa sepertinya saya hanya merepotkan orang lain saja. Merepotkan dan mengotori serta memenuhi inbox-inbox orang lain dengan sesuatu yang saya buat yang (mungkin) useless...

*sigh*

Ok, saya tidak peduli dan tidak mengejar "like" "fav" atau apalah (what a bullshit for me) yang intinya karya saya disukai oleh orang-orang. Sebenarnya saya cukup terhibur walau anda mengkritik hasil karya saya aneh atau apapun. Karena setidaknya anda masih "mengganggap" saya. Saya mengetahui perasaan ini setelah saya melihat pengalaman dari beberapa teman saya (sesama underdog artist). Entah mengapa walaupun kami tidak pernah bercerita satu sama lain, saya bisa memahami perasaan mereka, yang juga ingin mendapat pengakuan. Bagi kami "like", "fav" (or whatever it is) hanyalah merupakan suatu "bonus" bagi kami.

Dan... jujur sampai saat ini saya merasa sangat enggan untuk menampilkan apa yang saya buat. Cukup saya dan Tuhan saja yang tahu apakah itu...

Monday, November 9, 2009

All of us are Gambler

"Kita semua adalah seorang pejudi, tidak terkecuali siapapun dia."

Saya setuju akan hal itu. Mengapa? Karena semua makhluk hidup, tanpa terkecuali siapapun dia, pasti akan bertaruh, bertaruh untuk bertahan hidup di dunia yang kejam ini.
Pertaruhan semua makhluk hidup sudah dimulai bahkan sebelum kita menginjakkan kaki kita di dunia ini.
Kita terus bertaruh untuk hidup di dalam rahim ibu kita selama 9 bulan 10 hari. Terus bertahan untuk dapat terus bernafas dan berkembang dengan segala upaya tanpa tahu apa yang akan kita hadapi selanjutnya.
Kemudian, setelah kita berhasil lahir di dunia ini, kita juga masih harus mempertaruhkan nyawa kita dengan beradaptasi di dunia luar, dimana kita harus mengandalkan segala hal yang kita miliki hanya untuk bertahan hidup.

Ok, hal di atas hanyalah sebuah contoh dari makhluk hidup yang berusaha untuk terus hidup dengan mempertaruhkan segala hal yang kita punya. Tetapi, bukan itu yang ingin saya bahas.
Yang ingin saya bahas adalah, "bagaimana seorang mahasiswa/i yang harus bertaruh demi mendapatkan nilai yang baik?"

Well, nmungkin untuk sebagian besar akan menjawab, "yah usaha lah!", "kerja keras", "do ur best", dsb. dan saya tidak akan mengatakan apakah jawaban itu tepat atau tidak. Hal itu relatif, karena setiap individu akan mempunyai jawaban yang beragam.

Sekarang masuk ke inti pembicaraan. Ada 1 hal yang mengganjal saya selama ini. "Apakah saya harus benar2 mengandalkan sesuatu yang dinamakan dengan "keberuntungan" untuk memenangkan pertaruhan ini?"
Bila anda berpikir saya bertaruh uang, anda salah. Yang saya pertaruhkan disini adalah masa depan, harga diri, dan kemampuan saya sebagai seorang mahasiswi.
Masa depan saya setelah lulus nanti, harga diri saya sebagai seorang manusia (dan mahasiswi), serta kemampuan saya sebagai seorang calon designer.

Ketiga hal itulah yang saya pertaruhkan selama ini. Kalau anda berpendapat saya nekat, saya akui bila saya memang nekat. Saya bisa saja mempertarukan segalanya apabila saya harus demi mendapatkan hasil yang saya inginkan (dan hal ini sudah menjadi kodrat seorang manusia).
Namun, terkadang hasil yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang kita hadapi.
Apalagi kalau kita sudah berusaha semaksimal mungkin, dengan mengerahkan segala hal yang kita miliki. Pasti akan terlintas dipikiran kita, "apakah selama ini yang telah kulakukan itu masih belum bisa kusebut dengan kemampuan maksimal? apakah masih ada cara lain? jadi aku harus bagaimana agar hasilnya bisa sesuai dengan yang kuinginkan?"

Jujur saja, hal ini sangat mengganggu bagi saya (berhubung saya juga adalah salah 1 orang yang selalu berpikir seperti itu). Entah mengapa semakin saya pikirkan, rasa2 nya bukan jawaban yang saya temukan, malah hanya masalah baru yang muncul.
Masalah baru dimana saya berpikir untuk bertaruh dengan hal yang "lebih ekstrim" lagi.
Apakah itu? Well, saya tidak akan memberitahu apakah itu, namun ada 1 hal yang perlu di renungkan lagi sebagai penutup dari pembahasan ini.

"Kita PASTI berjudi, walaupun kita bukan benar2 berjudi dengan menggunakan uang atau bermain kartu. Apapun itu, kita pasti HARUS rela untuk kehilangan sesuatu apabila kita kalah dalam pertaruhan kita."

Jadi, kalau anda berkata bahwa, "saya tidak pernah berjudi dan tidak akan berjudi." Maka, dalam hati saya akan bergumam, "anda benar2 orang yang munafik dan hal yang anda ucapkan itu semuanya adalah omong kosong. It's a bullshit!"